Blog Saka Indonesia

Dapatkan informasi mengenai kesehatan alat-alat saka disini!

Cara Merawat Alat Laboratorium

f:id:sakalabid77:20200612173751j:plain

cara merawat alat lab

Cara merawat alat laboratorium dengan menjaga kebersihan peralatan-peralatan di laboratorium, baik yang berupa peralatan gelas atau non gelas seperti bejana polyethylene, polypropylene dan teflon, merupakan bagian yang penting dalam kegiatan laboratorium. Setiap laboratorium harus menetapkan prosedur yang memadai untuk membersihkan peralatan gelas dan non gelas yang digunakan dalam berbagai macam pengujian. Apabila metodologi pengujian tertentu mensyaratkan prosedur membersihkan secara spesifik, maka prosedur tersebut harus diikuti. Proses membersihkan harus dilakukan segera setelah peralatan digunakan. Membuang bahan berbahaya dan pembersihan bahan korosif sebelum peralatan tersebut dibersihkan.

Agar efektifitas pemanfaatan alat peraga laboratorium dapat dicapai, maka diperlukan syarat pengetahuan dan keterampilan penggunaan peralatan yang meliputi :

  1. Pengetahuan tentang spesifikasi peralatan.
  2. Pengetahuan tentang pengoperasian peralatan.
  3. Pengetahuan tentang kondisi peralatan.
  4. Pengetahuan tentang target dan sasaran pengamatan dan atau pengukuran dengan peralatan tersebut.
  5. Pengetahuan metoda, waktu dan teknik pengamatan dan atau pengukuran dengan peralatan tersebut.

Pengetahuan dan keterampilan penggunaan peralatan ternyata memegang peranan penting dalam perawatan peralatan agar peralatan berfungsi dengan baik dan kerusakan dapat dihindarkan sejauh mungkin.

Perawatan peralatan yang terbuat dari bahan baku logam.

  • Peralatan yang terbuat dari bahan baku logam mudah mengalami karatan. Untuk menghindari terjadinya karatan itu maka peralatan harus disimpan di tempat yang bertemperatur tinggi (± 370 C) dan lingkungan kering. Jika perlu gunakan bahan silicon sebagai penyerap air.
  • Sebelum disimpan peralatan harus bebas dari kotoran, debu ataupun air yang melekat kemudian diolesi dengan minyak olie, minyak rem atau paraffin cair.

Untuk perawatan terhadap peralatan yang terbuat dari gelas bukanlah perkara yang sulit akan tetapi menuntut ketekunan laboran. Dengan memperhatikan keunggulan dan kelemahan dari bahan baku gelas, maka untuk perawatan peralatan berbahan baku gelas harus memperhatikan :

  1. Ruang penyimpanan peralatan harus bertemperatur antara 270 C – 370 C dan diberi tambahan lampu 25 watt.
  2. Ruang penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis.
  3. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat kasa. Boleh menggunakan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex.
  4. Gelas yang akan direbus hendaknya tidak dimasukkan langsung ke dalam air yang sedang mendidih melainkan gelas direndam dengan air bersih dan dingin kemudian tambahkan detergent, larutan kalium dichromat 10 gr, asam belerang 25 ml dan aquadest 75 ml. Penggunaan detergent dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik. Kadang-kadang memerlukan waktu perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih. Keringkan dengan udara panas lalu simpan di tempat yang kering.
  5. Debu, keringat, minyak dari telapak tangan mudah menempel pada peralatan berbahan baku gelas. Oleh karena itu setelah digunakan luangkan waktu sejenak untuk membersihkan permukaan peralatan dengan kain lembut atau dengan kertas tissue khusus. Gunakan alcohol, acetone, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa. Saat ini terdapat cairan pembersih khusus kaca/lensa yang dapat diperoleh di optic untuk membersihkan kaca/lensa dengan lebih sempurna. Hindarkan membersihkan kaca/lensa dalam keadaan kering apalagi dengan menggunakan kain yang berseray kasar karena hal itu dapat menimbulkan goresan pada kaca/lensa.
  6. Letakkan peralatan berbahan baku gelas di tempat ketika tidak digunakan. Meletakkan peralatan tidak di tempatnya beresiko merusak kondisi alat karena mungkin saja peralatan tersebut tertindih atau tertekan yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik permanent.